MAUMERE, SUARA-FLORES.COM – Pada pertengahan Maret tahun 2022, ia melepaskan jabatan dari kursi politik kepala desa. Jabatan politik ini dilepas setelah melewati 17 tahun kepemimpinan, terhitung sejak tahun 2003 hingga tahun 2022.
Tiga periode ia memimpin desanya dari gaji dari 125 ribu rupiah perbulan hingga 250 ribu per bulan. Sebagaimana fakta ini dilalui Paulinus Badar, Kepala Desa Ribang. Sebuah Desa yang berada di wilayah administrasi, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Paulinus merupakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri Maumere dan berijasa melalui jurusan Teknik Bangunan. Setelah berijasa, ia sempat bekerja bersama para tukang bangunan.
Suatu ketika, ia didatangi sejumlah tokoh masyarakat yang berkomitmen mendorongnya maju menjadi Kepala Desa. Mulanya, ia menolak tawaran tokoh masyarakat, dengan alasan tak punya pendidikan atau pengalaman tentang desa. Apalagi ia hanya tamatan Sekolah Teknik, jurusan Teknik Bangunan.
Namun demikian, karena dorongan para tokoh dan masyarakat di wilayahnya begitu kuat, ia kemudian memutuskan untuk maju, mencalonkan diri menjadi kepala desa.
Keberaniannya pun mulai tumbuh dalam diskusi – diskusi atau dalam bahasa setempat disebut dengan istilah Kulababong. Kulababong pun terus berjalan dari rumah ke rumah, dari waktu ke waktu hingga akhirnya ia mengantongi sedikit pengetahuan tentang desa.
Seiring waktu berjalan, suntikan pengetahuan yang dibumbuhi keberanian bertunas dalam dirinya untuk menjadi kepala Desa Ribang. Puncak dorongan para tokoh saat itu membuahkan hasil. Ia terpilih menjadi kepala desa untuk periode pertama melalui Pemilu, yakni di tahun 2003. Berdasarkan Undang-Undang 32, kepemimpin periode pertama berlangsung selama 5 tahun.
Saat itu, Indonesia dipimpin Megawati Sukarno Putri sebagai Presiden. Semua desa di Indonesia belum mendapat dana tambahan dari pemerintah pusat, termasuk desa-desa di Kabupaten Sikka. Desa-desa di Sikka kala itu hanya mendapat suntikan dana dari daerah sebesar 10 juta rupiah per tahun. Mungkin karena itu, para kepala desa hanya dihargai 125 per bulan hingga 250 per bulan. Sebagaimana hal ini pun dialami Paulinus Badar pada periode pertama.
Walau digaji sebesar itu, Paulinus tetap semangat memimpin desa dan membuat perubahan Desa Ribang, yang saat itu memiliki 150 an kepala keluarga (KK) dan terbagi dalam 3 dusun. Lima tahun memimpin desa, ia dinilai berhasil membangun Desa Ribang.
Periode pertama ini seakan menjadi pintu masuk baginya untuk melanjutkan pembangunan di desa menuju desa yang maju dan mandiri. Dan ia kembali terpilih menjadi Kepala Desa Ribang periode kedua tahun 2008. Di tahun 2016, ia masih dipercaya dan terpilih untuk periode ketiga dengan massa jabatan 6 tahun berdasarkan UU Desa.
Pada periode kedua tahun 2008 sampai 2014, ia digaji sekitar 500 ribu rupiah per bulan hingga 1 juta per bulan. Saat itu, Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY. Dan pada periode ketiga tahun 2016 sampai 2022, kepala desa digaji 2,5 juta per bulan. Ketika kepemimpinan Presiden Jokowi.
Selama 17 tahun memimpin desa, ia dinlai berhasil oleh para tokoh dan masyarakatnya. Hingga akhirnya ia mengakhiri jabatan pada Maret 2022 tanpa cacat nama.
Selama 17 tahun jadi kepala desa ribang, ia telah mengukir prestasi di berbagai bidang. Kantor desa ribang yang dulu sederhana kini telah permanen. Sejumlah jalan usaha tani telah dibuat mulus sehingga memudahkan akses ekonomi untuk warga. Bangunan Poskesdes, Posyandu, Pos Paud, listrik dan air minum telah memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Ribang yang kini sudah memasuki 250 an kepala keluarga.
Sebagai ucapan terima kasih, masyarakat Desa Ribang menggelar acara perpisahan dengan Paulinus di Kantor Desa Ribang. Mereka menyebut Paulinus Badar memiliki dedikasi yang tinggi memimpin dan membangun Desa Ribang. Ia telah berhasil merubah status Desa Ribang dari kategori desa tertinggal hingga kini menjadi desa berkembang.
“Epan gawan (Terima Kasih) Moat Paulinus yang telah membuat Desa Ribang maju dan berkembang. Semoga ada pengganti yang lebih baik lagi agar dapat melanjutkan pembangunan di Desa Ribang,” ujar sejumlah tokoh masyarakat pada kesempatan acara perpisahan itu. (Sf).